Strategi Pemasaran Relasional Wakaf Pendidikan

 Strategi Pemasaran Relasional Wakaf Pendidikan
Share

Oleh Fuad Rizla

Ketidakstabilan keuangan mempengaruhi banyak negara di seluruh dunia dalam berbagai sektor, dan situasi ini memaksa setiap lembaga untuk madiri mencari sumber dana sendiri, dengan tujuan memenuhi kebutuhan finansial. Salah satu cara menangani kebutuhan finansial melalui pembentukan lembaga wakaf, sebagai sumber dana baru. Kegiatan wakaf dapat membantu mencapai tujuan dan sasaran keuangan suatu lembaga. Kita ambil contoh negara Turki yang telah menjadi pusat tradisi wakaf sepanjang sejarah dan tentu dengan pengalaman panjang dalam pengelolaan wakaf.

Artikel ini bertujuan mengeksplorasi strategi pemasaran relasional untuk mempromosikan dana wakaf terkhusus untuk lembaga pendidikan, dan diharapkan dapat menjelaskan bagaimana pembentukan dana wakaf berhasil mencapai tujuan keuangan.

Wakaf dalam bahasa Arab berarti memegang, memelihara atau menahan, dalam arti lain kata itu adalah amal dalam konteks "shadaqah". Menurut Imam Abu Hanifah, wakaf adalah pengurungan tanah atau bahkan uang tunai dalam mengalokasikan manfaatnya untuk yang membutuhkan dengan niat baik (Ibrahim, Amir, & Masron, 2013).

Wakaf mencakup harta benda atau perkebunan yang tahan lama, misalnya pertanian, permesinan, ternak, saham, tabungan, uang tunai atau bahkan perpustakaan. Pada dasarnya wakaf dan sedekah adalah amal ibadah dilakukan dengan ikhlas. Namun, ada perbedaan yang signifikan antara wakaf dan sedekah.

Pengalaman Wakaf Turki

Negara Turki memiliki pengalaman panjang tentang pendirian dan pengelolaan wakaf, khususunya dalam lembaga Pendidikan. Pada 2004 terdapat 24 perguruan tinggi berbasis wakaf dan meningkat pada akhir 2014 dengan total 184 perguruan dan 72 institusi tersebut merupakan perguruan tinggi berbasis wakaf. (YÖK, 2015).

Selain itu, perguruan tinggi berbasis wakaf di Turki memiliki sumber pendapatan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, sumber pendapatan utama Universitas Sabancı, 58% dari biaya pendidikan, 23% dari Sabancı Foundation dan Sabanı Group Donasi, 10% dari Pendapatan Proyek dan EDU dan 9% dari pendapatan lainnya. 

Singkatnya, lembaga pendidikan di Turki yang berbasis Wakaf memiliki tiga jenis sumber keuangan. Pertama, kontribusi dari yayasan wakaf itu sendiri, kedua, biaya para pelajar dan ketiga, kontribusi negara.

Riset Pemasaran Wakaf 

Pendirian wakaf bisa menjadi alternatif sumber pendanaan lembaga pendidikan. Dengan perkembangan era yang begitu pesat dimana pengetahuan memainkan peran penting untuk menentukan institusi pendidikan sebagai layanan utama yang baik, dan siswa sebagai pelanggan dan klien (Brown & Mazzarol, 2009).

Menurut Arnett, German & Hunt (2003) faktor penyebab non-relationship juga dapat menyebabkan kesuksesan pemasaran hubungan nirlaba. 

Niat wakaf dipengaruhi oleh faktor pendorong relasional dan non-relasional, di mana kepuasan dikenal sebagai faktor relasional. Kemudian, pendapatan dan religiusitas merupakan faktor pendorong non-relasional dari niat wakaf.

Jadi pengalaman Turki tentang pengelolaan wakaf pada lembaga pendidikan khususnya Higher Education Institutions (HEIs), bisa menjadi acuan dasar untuk mengimplementasikan cara tersebut pada lembaga pendidikan yang ada di Aceh.*

Editor: smh

0 Response

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel