Wakaf Kekalkan Kebaikan

 Wakaf Kekalkan Kebaikan
Share

Oleh Riadhi Maridin

Branch Manager Rumah Zakat Aceh

Ditanya Ibnu Qudamah, “Siapa mereka orang yang bahagia?” Maka beliau menjawab, “Mereka orang yang berhenti napasnya, tetapi tidak berhenti kebaikannya".

Seseorang bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang terbaik?” Beliau bersabda,“Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya.” (HR. At-Tirmidzi)

Dari hadits di atas dapat dipahami, sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya. Selain itu orang yang paling bahagia adalah ketika ia meninggal amalannya tak terhenti dan terus mengalir.

Amalan wakaf menerapkan keduanya, karena wakaf adalah sedekah jariyah. Maka dengan berwakaf, meskipun secara fisik seorang wakif (orang yang berwakaf) telah meninggal, namun namanya selalu dikenang seolah-olah ia hidup di tengah-tengah mereka.

Karena itu, perbuatan wakaf selalu mewariskan kebaikan bagi umat. Inilah sebaik-baik manusia. Ketika masih hidup ia terus beramal baik, kehadirannya memberikan manfaat bagi orang lain, sehingga namanya tetap hidup walau raga sudah pupus.

Rumah Zakat adalah salah satu lembaga filantropi yang memfokuskan pada pengelolaan zakat, infak, sedekah, dan wakaf secara profesional dengan menitikberatkan program pendidikan, kesehatan, pembinaan komunitas dan pemberdayaan ekonomi sebagai penyaluran program unggulan.

Salah satu program unggulan Rumah Zakat adalah wakaf produktif yang merupakan skema pengelolaan wakaf dengan menyalurkan dana wakaf menjadi aset produktif yang memberikan manfaat berkelanjutan. Wakaf produktif disalurkan dalam bentuk wakaf sekolah juara, wakaf kebun produktif, wakaf klinik, wakaf infrastruktur desa, wakaf UMKM, dan program lainnya.

Program wakaf produktif yang sudah berjalan di Rumah Zakat antara lain kebun produktif kelapa aromatik di Pandeglang, kebun jambu kristal di Bogor, dan kebun mentimun di Subang, yang saat ini sedang digarap untuk lahan eduwisata agro.

Di bidang UMKM ada dua penyulingan cengkeh di Sangihe, Lombok, dan dua minimarket. Untuk aset produktif sebuah rumah di Cilegon dimanfaatkan sebagai kontrakan lima pintu dan dua gerai minimarket yang berlokasi di Garut.

Untuk mengatasi kekeringan dan krisis air di beberapa daerah, wakaf sumber air hadir dan sudah mencapai 85 titik di 13 provinsi dan akan terus bertambah. Program wakaf Al Quran sudah mencapai 7.727 dan 350 wakaf Al Quran Braille. Di Pekanbaru sebuah sekolah dibangun dari dana wakaf dan saat ini memiliki 733 siswa. Di Semarang Rumah Zakat membangun klinik pratama yang memberi manfaat bagi ribuan pasien. Di Alor wakaf perahu membantu guru-guru di pelosok dan masyarakat untuk beraktivitas.

Selain itu, delapan belas masjid, sebelas madrasah, dan enam jembatan tersebar di berbagai provinsi dibangun dari wakaf. Manfaat yang diterima oleh mauquf alaih (penerima manfaat wakaf), antara lain dalam bentuk beasiswa tahfidz, gaji guru ngaji, pekerja kebun produktif, pekerja penyulingan cengkeh, dan pembagian sembako

Wakaf yang sudah ditunaikan akan mengalirkan manfaat tak terhenti kepada mauquf alaih dan pahala tak terputus kepada wakif. Karena wakaf memiliki prinsip hanya bisa ditunaikan untuk harta benda yang memiliki manfaat jangka panjang. Jika seseorang berwakaf melalui uang, maka uang tersebut harus disalurkan untuk harta benda yang bernilai tinggi dan dapat dimanfaatkan untuk waktu yang lama dan terus produktif.

Namun, itu semua bisa tercapai apabila wakaf dikelola secara profesional, sehingga terus bernilai produktif bukan pasif. Maka wakaf adalah instrumen yang paling tepat untuk perbaikan umat di masa depan.

Semoga ke depan perwakafan di Indonesia dan Aceh semakin maju dan berkembang. Karena wakaf kekalkan kebaikan dan sejahterakan orang banyak. Sejalan dengan pesan Imam As-Suyuthi bahwa “Amalan yang manfaatnya untuk orang banyak lebih utama daripada yang manfaatnya untuk segelintir saja.”

Editor: smh

0 Response

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel