Pesantren NUDI Galang Wakaf Tanah

Pesantren NUDI Galang Wakaf Tanah
Share

Oleh: Juariah Anzib, S.Ag

Belasan tahun silam, seorang ulama warga Gampong Lambleut, Kecamatan Darul Kamal, Aceh Besar, Tgk Razali,  berkeinginan mendirikan pasantren atau dayah di desanya. Namun ketika itu situasi konflik antara GAM dengan RI. Razali salah seorang korban konflik tersebut. Cita-citanya mendirikan pasantren belum sempat terwujud. Jenazahnya ditemukan di gunung Lambirah  Sibreh, Aceh Besar. Peristiwa itu terjadi Agustus  2004.

Rasulullah saw bersabda, "Setiap pekerjaan tergantung kepada niat." Bila niat baik, insya Allah akan terlaksana. Bila tidak sempat ketika itu, pasti akan terkabul pada kesempatan lain.

Beberapa tahun kemudian, Tgk Zamzami,  anak menantu Tgk Razali, melanjutkan cita-cita mulia ayah mertuanya. Dia membuka lahan milik Tgk Razali yang ketika itu masih berupa kebun kosong dan dipenuhi belukar. Namun berkat kegigihannya, kebun tersebut menjadi layak dimanfaatkan. 

Zamzami merintisnya dengan membangun Balai Pengajian seadanya. Dengan bermodal satu bangunan balai dia mengajarkan anak-anak mengaji agama dan Al-Quran. Hal tersebut menjadi “pancingan” bagi para donatur untuk membantu pengadaan bangunan balai lainnya. Lalu donatur membeli sebuah bangunan balai bekas rumah seorang warga yang tidak layak huni. Donatur  mewakafkan rumah tersebut kepada pihak Balai Pengajian.

Seiring perjalanan waktu, secara perlahan dan pasti, Balai Pengajian tersebut semakin berkembang. Santri pun mulai  ramai. Tetapi hal itu membuat Zamzami harus berpikir untuk penambahan beberapa bangunan balai dan mengembangnnya menjadi pesantren atau dayah. Pesantren yang berdampingan dengan makam Tgk Razali ini, memiliki lahan yang cukup luas, mencapai 2000 meter, namun untuk mendirikan beberapa bangunan  menjadi sempit.

Pesantren ini diberi nama Nahrul Ulum Diniyah Islamiyah (NUDI). Menurut penuturan Zamzami,  nama pesantren itu ditemukan dalam surat yang berstempel nama NUDI. Stempel tersebut ternyata sudah disiapkan Tgk Razali sebelum dia meninggal. Persiapan mendirikan pesantren ternyata sangat meyakinkan. Karena itu,  kata Zamzami, nama itu langsung disandangkan pada pesantren tersebut, sebagai bentuk takzim  dalam meneruskan cita-cita mulia ayahanda tercinta.

Bertambahnya jumlah santri, tentu bertambah pula kebutuhan lokasi dayah. Oleh karena itu, Zamzami bermaksud memperluas lahan yang kebetulan berdampingan dengan tanah milik keluarga Tgk Razali. Menurut  Zamzami, dia mampu membebaskan  tanah tersebut, namun perlu memberi peluang dan kesempatan kepada orang lain untuk beramal jariah dengan cara menjadi wakif bersama.

Selanjutnya Zamzami memberitahukan rencana itu kepada  wali santri dan masyarakat, terutama yang dekat dengan lokasi dayah. Ia mengajak bersama-sama membebaskan tanah  tersebut agar menjadi harta wakaf dan mendapatkan kenikmatan alam barzah dengan menjadi wakif bersama. Alhamdulillah, hanya dalam beberapa minggu saja, sudah ada wakif yang berpartisipasi untuk  pembebasan tanah tersebut. Meskipun belum mencukupi, namun setengah dari harga tanah telah  terkumpul. Pemilik tanah mengizinkan pesantren menggunakan tanah, meskipun belum lunas pembayarannya. Pembayaran berikutnya tanpa berbatas waktu.    

Tanah dengan ukuran 405 meter ini,  harga permeter Rp 300 ribu. Bila dijumlahkan  seluruhannya membutuhkan biaya pembebasan Rp 121,5 juta. Uang yang terkumpul saat ini Rp 64 juta, berarti masih kurang Rp 57 juta. Masih ada kesempatan bagi para calon wakif untuk beramal, dan mengajak sahabat lainnya berwakaf. 

Jumlah santri Pesantren  NUDI 120 orang, pengajian muslimah 30 orang, dan pemuda 20 orang. Masing-masing ada jadwal pengajian tersendiri. Menurut Zamzami, jumlah tenaga pengajar sembilan orang, terdiri dari lak-laki lima orang dan perempuan empat orang. Mereka mengajar secara ikhlas, dengan jerih yang tidak seberapa, namun tetap semangat berjuang di jalan Allah ini.

Semoga apa dilakukan Tgk Zamzami untuk memajukan pesantren NUDI terwujud dan dukungan wakif terus mengalir, sehingga pesantren dapat berfungsi optimal sebagai lembaga pendidikan Islam untuk mendidik generasi yang islami.* 

Editor: smh

0 Response

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel