Global Wakaf ACT Selenggarakan Waqf Economics Forum

Global Wakaf ACT Selenggarakan Waqf Economics Forum
Share

Wakafnews.com, Banda Aceh -- Global Wakaf ACT mengawali April 2021 dengan semangat amal dan kemanusiaan, menyelenggarakan Waqf Economics Forum yang bertema “Waqf, Kemanfaatan Tanpa Batas” di Hotel Hermes Palace, Kamis, 1 April 2021. 

Menurut pemaparan beberapa pembicara pada acara tersebut, Waqf Economics Forum diselenggarakan untuk mengedukasi masyarakat luas tentang potensi wakaf dalam meretas problematika keumatan dan perannya membangun peradaban.

Jika pada umumnya masyarakat hanya mengenal wakaf sebagai sebuah format ibadah yang sempit dalam varian bentuknya, maka Global Wakaf ACT melalui acara ini menginisiasi format baru yang sesuai dengan konteks zaman, serta lebih digdaya dalam kemanfaatan wakaf.

Dari ragam varian tersebut, di antara yang diwartakan dan ditawarkan oleh Global Wakaf ACT kepada para pengunjung adalah program wakaf produktif, seperti program wakaf pangan, wakaf ternak, wakaf air, wakaf modal usaha dan wakaf lainnya yang terasosiasi dalam wakaf produktif.

Waqf Economics Forum yang dimulai pukul 9.00 WIB diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran yang syahdu, kemudian dilanjutkan irama lagu kebangsaan yang menggema dengan hadirin yang terdunduk takzim di tempat masing-masing. Meja-meja terisi penuh. Adapun peserta dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pejabat publik, pengusaha, pengurus inti Global Wakaf ACT Aceh dan Jakarta, serta para undangan dari berbagai usia dan latar belakang.

Sejak awal forum berlangsung menyenangkan, diwarnai antusiasme hadirin. Bagaimana tidak, Global Wakaf ACT dengan acara tersebut mampu menghadirkan pemateri yang piawai. Dalam kurun waktu sekitar tiga jam, setidaknya enam pemateri menyampaikan gagasan-gagasan segar.

Pemateri-pemateri tersebut adalah Ahyudin (Dewan Pembina ACT), N Imam Akhbari (Presiden Global Wakaf Foundation), Ibnu Khajar (Presiden ACT), Ahmad Faris BQ (Dai Nasional), Prof Dr Nazaruddin A Wahid (Ketua Baitul Mal Aceh), dan Mahdi Muhammad (Wakif Kebun Kurma dan pendiri Islamic City Barbate).

Ahyudin menuturkan, Islam sebagai agama yang tinggi dan terbaik harus memiliki kemandirian dari berbagai aspek, dan lini ekonomi-pangan haruslah menjadi prioritas. Di samping itu, Mahdi Muhammad menawarkan, lahan-lahan wakaf di Aceh dikelola secara produktif. Dengan ini Aceh akan merdeka dan berdaulat di bidang pangan, dan kemiskinan tidak lagi menjadi problematika sosial.

Di akhir Waqf Economics Forum, Global Wakaf ACT menggelar konser amal dan mengajak hadirin berpartisipasi dalam agenda besar kemanusiaan dengan format Wakaf Produktif untuk Aceh. Dari penggalangan dana wakaf tersebut, setidaknya ada Rp 2 milyar lebih dana wakaf yang terkumpul dan akan dialokasikan di wilayah Aceh. (Haris)

Editor :smh


0 Response

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel