Membangun Rumah Akhirat dengan Wakaf

Membangun Rumah Akhirat dengan Wakaf
Share

Oleh: Prof. Dr. H. Apridar, SE, M.Si 

Rektor UNIKI dan Pendiri Wakaf News 

Wakaf berasal dari bahasa Arab yang berarti menahan, berhenti atau diam, yaitu penahanan harta milik seseorang kepada orang lain atau lembaga lain dengan cara menyerahkan hal yang kekal zatnya untuk diambil manfaatnya demi kebajikan. Harta yang diwakafkan diharapkan bermanfaat secara berkesinambungan untuk kebajikan masyarakat, sehingga wakaf merupakan salah satu tindakan yang memiliki nilai ibadah yang sangat tinggi.

Apa yang dilakukan oleh Sulaiman Abdul Aziz Al-Rajhi, manusia terkaya di dunia versi Majalah Forbes 2011, sebagaimana dipaparkan oleh Kampoeng Quran Cendekia, salah satu contoh orang yang gemar melakukan wakaf di Arab Saudi. Hartawan tersebut termasuk orang non kerajaan dan pembayar zakat terbesar di Saudi Arabia. Di usianya yang  hampir satu abad mewakafkan hampir semua kekayaan yang diperoleh sejak muda, untuk kemaslahatan umat, dan tidak pernah ia nikmati, kecuali bahagian kecil saja dari harta tersebut.

Ia memilih pola hidup sederhana, yang pada tahun 2011 mewakafkan separuh dari hartanya, yaitu sebanyak 7,7 miliar USD agar dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Dia sangat iklas untuk mewakafkan hartanya dan hanya pakaiaan yang dipakai yang tersisa bagi dirinya sendiri. Insan kelahiran 1930 dari keluarga petani dan pedagang kecil di Bukairiah tersebut, pekerja keras dan ulet. Sulaiman merupakan satu dari 22 orang bersaudara. Sejak kecil ia hanya sempat mengecap pendidikan dengan belajar baca tulis dan Al Quran setingkat SD.

Awal karirnya dirintis sebagai pengusaha saat Sulaiman kecil membantu kakaknya Salil Al-Rajhi dalam bisnis money changing secara manual yang penuh risiko tersebut. Uang emas aset dagangnya ia transfer dengan berjalan kaki dan sering juga menitipkannya dari orang ke orang. Saat malam kebiasaannya uang itu ia kubur di padang pasir dan ia tiduri hingga pagi hari. Tak ada skuritas canggih saat itu. Sulaiman percayakan bisnisnya lewat doa di setiap shalat. Dengan selalu mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT alhamdulillah, ia tidak pernah merasa kerugian. Kejujuran dan keiklasan Al-Rajhi bersaudara merupakan modal utama yang dapat meraih kesuksesan dunia dan akhirat.

Menjalankan bisnis dengan penuh integritas, membuat usahanya berkembang ke banyak kota, Riyadh, Jeddah, bahkan Beirut. Usahanya kian berkembang seiring maraknya eksplorasi minyak bumi yang begitu pesat oleh arus buruh migran di Saudi Arabia hingga tahun 1957. Keluarga tersebut mampu melahirkan Al-Rajhi Bank, yaitu Bank Syariah pertama di Saudi Arabia yang kini berkembang bagaikan raksasa dengan ribuan cabang tumbuh di bergai belahan  dunia. Kemudian Al-Rajhi dan keluarga sukses mengekspansi bisnis bidang manufaktur, industri kimia, peternakan, dan pertanian organik.

Kebun kurma yang dimilikinya memecah rekor dari sisi luas kebun di dunia. Prestasi yang luar biasa tersebut, tidak membuat dirinya sombong dan angkuh. Bahkan dia semakin mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT, dengan selalu berusaha mengumpulkan bekal untuk menghadapi kematian. Al-Rajhi sekeluarga sangat gemar bersedekah, terutama wakaf. Banyak masjid didirikan dengan wakaf yang dia gelontorkan. Sulaiman Al-Rajhi University dibangun megah merupakan salah satu wakaf yang dia lakukan. Beasiswa, museum, dan sarana pendidikan, serta rumah sakit terus dibangun. Wakaf yang begitu banyak dia kucurkan hingga mampu memerangi kemiskinan.

Wakaf merupakan keberkahan yang menjadikan aliran manfaat tanpa henti-hentinya. Prilaku yang luar biasa tersebut menjadikan Sulaiman dianugerahi penghargaan internasional King Faisal, atas sumbangsihnya untuk kejayaan Islam. Hingga sekarang tidak ada yang tahu, selain Allah Al-Aalim, berapa sebenarnya nilai wakaf Sulaiman Al-Rajhi yang telah dikeluarkan semasa hidupnya. Meski semakin sepuh, Sulaiman tetap bersemangat bekerja, hidup sehat, sederhana dan optimis. Dia berkata, “Saya akan terus mengembangkan wakaf dari semua harta yang dititip pada saya sampai Allah SWT mengambil-Nya sendiri.” 

Setelah wakaf yang luar biasa dia keluarkan, Sulaiman Al-Rajhi tidak lagi tercatat sebagai lelaki terkaya di dunia, tapi insya Allah ia mungkin akan dicatat oleh Malaikat sebagai salah satu lelaki terkaya di akhirat kelak. Semoga suri teladan yang telah dia lakukan dapat dilanjutkan oleh para miliuner muslim lainnya yang ingin membangun istana akhirat sebagai bekal di akhirat kelak.*

Editor: smh

0 Response

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel