Memperluas Lahan Dayah dengan Wakaf

Memperluas Lahan Dayah dengan Wakaf
Share
Oleh: Juariah Anzib, S.Ag

Inisiator Wakaf Siribee

Saya bermaksud mewawancarai pimpinan Yayasan Tgk Abdul Aziz Dayah Madinatul Fata  (Madinatul Fata), yang juga sebagai nazir. Namun karena sibuk dengan aktivitas mengajar, dia tidak sempat diwawancarai, hanya menyerahkan berkas profil dayah untuk saya pelajari. Dari profil tersebut saya mendapatkan informasi yang berkaitan dengan wakaf dayah tersebut. 

Madinatul Fata adalah salah satu lembaga pendidikan Islam (salafiah) di Jalan Masjid Al Qurban Nomor 5, Gampong Lampeuot, Kecamatan  Banda Raya Banda Aceh. Dayah, yang pernah meraih penghargaan di bidang kebersihan dan keindahan tingkat Provinsi Aceh tahun 2017 ini, dipimpin Tgk Atasykuri HM, murid Tgk H Mucktar Luthfi AW (Abon Seulimum).

Cabang Dayah Ruhul Fata Seulimuem ini didirikan tahun 2001, yang ketika itu memiliki fasilitas seadanya, yaitu sebuah balai pengajian, mushalla, empat kamar santri dan satu kamar mandi. Berdiri di atas tanah dengan luas 1.472 meter. Namun demikian, berkat perjuangan bersama masyarakat,  dayah dapat diresmikan oleh Pimpinan Dayah Ruhul Fata,Tgk H Muchtar Luthfi pada 5 Januari 2002. 

Dengan  modal pribadi pengurus yayasan dan bantuan masyarakat sekitar, Madinatul Fata bangkit perlahan. Seiring berjalannya waktu, dayah ini semakin berkembang, baik dari segi jumlah santri, pembangunan fisik, dan perluasan lahan.

Setelah peresmian, aktivitas dayah pun mulai berkembang perlahan. Dalam kesederhanaan itu, dengan izin Allah, maka tersentuh hati seorang wakif yang ikut membantu meringankan beban yayasan. Pada tanggal 5 Januari 2002, Muhammad Djamil Ibrahim yang berdomisili di Jalan Borobudur Nomor 22, Menteng, Jakarta Pusat menjadi wakif pertama.  Ia mewakafkan sebidang tanah kepada Madinatul Fata dengan luas sekitar 2.400 meter, yang letaknya di sebelah utara dayah. 

Kemudian pada 2003, Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh menyumbangkan satu gedung asrama santri permanen, dengan empat kamar santri. 

Mengingat semakin meningkatnya jumlah santri, Madinatul Fata membeli sebidang tanah di sebelah dayah, melalui penggalangan dana wakaf untuk pembebasan tanah tersebut.  Teknik yang digunakan adalah dengan berwakaf bersama masyarakat sekitar. Tanah yang terhubung dengan komplek dayah tersebut berukuran sekitar 2.800 meter. Para wakif berwakaf sesuai kemampuan masing-masing, ada yang wakaf satu meter, lima meter dan seterusnya, bahkan ada yang wakaf ratusan meter. Kini luas lahan wakaf mencapai 6.700 meter. 

Perluasan lahan di komplek Madinatul Fata masih tetap diprogramkan. Mengingat jumlah santri terus bertambah, apalagi sekarang dayah telah menerima santriwati. Dengan begitu, lebih membutuhkan perluasan lahan dan pembangunan gedung baru. 

Karena terbatasnya dana, Tgk Atasykuri mengharapkan uluran tangan para dermawan untuk mewujudkan tujuan mulia: memperluas lahan dan tambahan bangunan dayah dengan wakaf. Pernah  juga menerima hibah Pemerintah Aceh  tahun 2008 dan bantuan Dinas Pendidikan Dayah Aceh tahun 2009. Dana  bantuan digunakan untuk membangun bilik atau asrama santri. 

Semoga para wakif mendapatkan pahala amal jariah.  Untuk ini, pimpina dayah mengharapkan berbagai bantuan sebagai penunjang proses pendidìkan di Madinatul Fata, termasuk wakaf  perluasan lahan dan pembangunan gedung dayah. 

Editor: smh

0 Response

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel