Siti Rahmah Inspirator Sumur Wakaf

 Siti Rahmah Inspirator Sumur Wakaf
Share

Oleh:  Juariah Anzib, S.Ag

Penulis Buku Kontemplasi Sang Guru

Awal saya menganal Siti Rahmah dari Nazir Wakaf BMA Sayed M Husen yang mengajak saya ikut berwakaf sumur di Lamsiteh, Kecamata Darul Kamal, Aceh Besar. Sumur wakaf ini digagas atas kerjasama Warung Penulis dengan Nazir Wakaf BMA. Kebetulan Lamsiteh satu kecamatan dengan tempat tinggal saya. Sayed mengirimkan nomor rekening atas nama Siti Rahmah. Saya tidak mengenalnya secara langsung. Saya ikuti “gerakan” mulia Siti Rahmah melalui whatshapnya. Ternyata, dia seorang wanita kreatif yang menyempatkan diri memikirkan kemaslahatan umat. 

Menurut Rahmah, dia mulai tersentuh hati dengan program sumur wakaf ketika datang seorang teungku mengantar proposal ke kantornya. Dalam dialog dengan teungku itu, dia memberikan pandangan tentang wakaf. Sang teungku menawarkan sumur wakaf disertai dalil dan sejarah wakaf sumur, seperti yang pernah dilakukan oleh sahabat Usman bin Affan. 

Sejak itu, Rahmah berpikir amanat teungku tersebut tentang amalan mulia ini, sebab sumur wakaf menjadi aset kematian bagi wakif. Air sumur dapat digunakan orang banyak sebagai sumber kebutuhan pokok makhluk hidup. Bukan hanya manusia, tetapi hewan dan tumbuhan pun merasakan manfaatnya. Rahmah berkata, “Apa yang kita cari di dunia ini, selain amal ibadah.” Dia berniat investasi akhirat dengan melakukan program sumur wakaf, karena menurutnya, rezeki yang Allah berikan hanyalah titipan saja. 

Jika harta dimanfaatkan sejak hidup, insya Allah ketika meninggal harta itulah yang akan membantu seseorang sebagai teman di alam kubur. Maukuf alaih (penerima manfaat wakaf) akan mendoakan wakif. Akan  mengalir pahala amal jariah selama sumur wakaf dimanfaatkan umat. 

Rahmah menambahkan, program sumur wakaf ini awalnya dilakukan dengan dana wakaf dari dana pribadi dan suaminya. Namun setelah selesai beberapa sumur, ada teman-teman lain ikut bergabung. Seiring bertambahnya permintaan sumur wakaf, semakin banyak pula wakif yang bergabung. Di antara mereka ada yang bekerja sebagai notaris, dokter, guru, amil, nazir, bahkan ibu-ibu rumah tangga. Ikut berwakaf juga kawan-kawan di facebook, yang belum pernah bertemu secara langsung. Subhanallah. Betapa tulusnya para wakif. 

Menurutnya, sumur wakaf yang telah selesai dibangun 33 unit. Kini sedang dalam proses pembuatan empat sumur lagi, hingga berjumlah seluruhnya 37 sumur wakaf. Sumur-sumur tersebut berlokasi di Banda Aceh, Aceh Besar, Pulo Aceh, Simeulue, Pidie, Pidie Jaya, Meulaboh dan Lhokseumawe, yang diperuntukkan untuk dayah/pasantren, meunasah, masjid, balai pengajian dan masyarakat desa. Khusus di Lamsiteh untuk sawah produktif yang nazirnya BMA.  

Para penggerak wakaf sumur menggalang dana dan menyalurkan kepada maukuf alaih di tempat masing-masing. Sedangkan teknik dan cara membuatannya diserahkan kepada penerima manfaat sumur dengan biaya yang berfariasi, tergantung pada kondisi alam dan kedalaman sumber air. Biaya persumur akan diketahui setelah sumur selesai digali dengan teknik yang berbeda. Ada sumur bor dan juga sumur cincin. Sumur di sawah di Lamsiteh misalnya, menghabiskan dana sebesar Rp 10,7 juta, sedangkan sumur di dayah gampong Lambunot Paya, Kecamatan Kuta Baro Aceh Besar sekitar Rp 7,5 juta dan begitu seterusnya.

Rahmah berharap,  sumur wakaf dapat dimanfaatkan secara amanah, memelihara dan merawatnya  dengan baik, agar manfaatnya berkelanjutan. Dengan begitu, para wakif pun akan terus menerus mendapatkan pahala amal jariah, yang akan menjadi jaminan kebahagiaan di dunia, alam barzah, bahkan sampai ke akhirat nanti. “Itulah yang menjadi amal tambahan dan kesempurnaan ibadah wajib,” kata Rahmah. 

Ini adalah program mulia dan inspsiratif. Mari kita dukung program mulia ini dengan menjadi salah seorang wakif. Alangkan baiknya pula jika kita bersedia mengajak teman-teman dekat, keluarga  dan rekan kerja, bahkan teman di dunia maya sekalipun, meskipun tidak pernah mengenal secara kangsung. Siti Rahmah telah memberi contoh yang baik, menjadi inspirator wakaf sumur zaman kini.  

Rahmah menampilkan postingan wakaf sumur di media sosial bukan karena ria, tetapi sebagai media komunikasi, motivasi dan dakwah mengajak umat beramal saleh. Jangan hanya bertanya dan mengabaikan begitu saja postingan itu. Boleh saja kita paksakan diri berbuat baik, menjadi wakif,  agar menjadi kebiasaan, sehingga tiada hari tanpa wakaf. Salah satunya dengan mendukung garakan wakaf sumur yang dicetus oleh Siti Rahmah. 


Editor: smh

0 Response

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel