Wakaf Mu'abbad

Wakaf Mu'abbad
Share

 

Oleh: Juariah Anzib, S.Ag

Penulis Buku Menapaki Jejak Rasulullah Dan Sahabat

Wakaf mu'abbad adalah wakaf abadi. Wakaf ini kebalikan dari wakaf mu'aqqad. Kalau wakaf mu'aqqad memiliki batas waktu, sedangkan wakaf mu'abbad tidak memiliki batas waktu. Wakaf ini dinyatakan sebagai wakaf abadi atau selamanya. 

Menurut penjelasan Shafwan Bendadeh MSh, Tenaga Profesional Baitul Mal Aceh, wakaf mulia ini  umumnya terdiri dari harta tidak bergerak, seperti wakaf tanah, masjid, meunasah, sekolah, pesantren, tanah kuburan, kebun dan lain sebagainya. 

Selain itu wakaf mu'abbad juga dapat berupa rumah wakaf, bangunan, sawah dan lainnya. Wakaf abadi ini kebanyakan tidak bersifat produktif. Tanah atau bangunan sering  terbengkalai sehingga tidak menghasilkan keuntungan apa-apa. Kecuali lahan-lahan yang digarap sehingga produktif dan dapat menghasilkan aset baru. Seperti rumah wakaf yang disewakan, lahan sawah yang digarap petani, kebun yang ditanami tanaman dan sebagainya. Sehingga dapat  menghasilkan usaha baru yang bisa dikembangkan sekaligus mengurangi pengangguran. Disini dapat menghasilkan dua keuntungan, yaitu keuntungan pahala amal jariah dan keuntungan dari hasil wakaf produktif. 

Menurut Shafwan, wakaf tidak produktif akan menjadi objek produktif jika diupayakan menjadi sumber pendapatan. Selain bangunan fisik untuk rumah sewa juga berupa pertokoan jika berada ditempat yang lebih strategis. Untuk itu dibutuhkan pengelola agar aset wakaf dapat dikembangkan secara baik dan mendapatkan keuntungan. Dengan begitu akan lebih bermanfaat dengan ruang lingkup yang lebih luas. 

Meskipun kebanyakan wakaf mu'abbad atau abadi tidak produktif, namun masih bisa diupayakan. Sekarang banyak tanah wakaf kosong yang telah diproduktifkan, seperti membuka usaha peternakan, mendirikan rumah sewa, membangun pertokoan dan sebagainya. Keuntungan berlipat pahala pun bertambah, seiring  berkembangnya wakaf. Tanpa produktif  pahala wakaf sudah diperoleh wakif, apalagi jika diproduktifkan. Tentu akan  berlipat ganda. 

Amalan sosial ini tidak akan  pernah ada ruginya. Bahkan  pahala amal jariah terus menerus mengalir  disepanjang hidup sampai  mati. Ketika berada di alam barzah menanti datangnya hari kiamat, wakif berada dalam kenikmatan dan kebaikan. Tanpa gelap, sunyi dan sempit. Kuburan terang benderang bagaikan taman surga. 

Oleh karena itu, tidak seharusnya kita menunda-nunda beramal shalih ini, karena kematian tidak akan ditunda. Menyesal di alam kubur tidak ada gunanya, karena yang sudah mati tidak dapat kembali ke dunia. Mari mempersiapkan kematian dengan meningkatkan amal  ibadah sebagai bekal menuju akhirat.

Editor: Sayed M. Husen 

0 Response

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel